Pada tulisan saya sebelumnya (baca: Ketika Cinta Tak Harus Berwujud
Bunga), saya telah menyinggung pentingnya mengungkapkan cinta melalui
bahasa verbal. Saya juga memberikan sedikit saran bagi mereka yang
“tidak ekspresif” untuk belajar bagaimana bersikap romantis terhadap
pasangan.
Nah, kali ini, saya akan memberikan beberapa ide untuk Anda agar Anda dapat belajar menjadi romantis.
Buatlah catatan-catatan kecil untuk pasangan Anda.
Anda bisa saja menulis: “saya memikirkanmu hari ini, dan itu membuat
saya tersenyum” atau “terimakasih, Sayang, sarapan pagi ini sangat enak,
dan aku pasti akan sangat merindukanmu di kantor” atau “i love you,
aku akan merasa sepi tanpamu”, dsb. Anda bisa menuliskannya pada sebuah
kertas kecil dan meletakkannya di tempat-tempat yang pasti akan
ditemukan pasangan Anda.
Kirimkan pesan suara melalui ponsel. Sekarang sudah
banyak provider yang menyediakan layanan pesan suara yang bisa dikirim
seperti SMS. Anda bisa mengiriminya pesan, “aku hanya ingin kamu tahu,
bahwa aku merindukanmu” atau “semoga harimu menyenangkan”, dsb. Pasangan
Anda akan terkesan, terutama jika ia sedang menghadapi situasi yang
sulit.
Tulis namanya dan nama Anda pada cermin di kamar mandi
Anda yang berembun di pagi hari saat Anda selesai mandi. Misalnya,
“papa loves mama”. Atau bisa juga, Anda membuat coretan di pasir pantai
saat piknik bersamanya.
Saat Anda harus pergi selama beberapa hari ke luar kota, belikan ia sebuah boneka
sebagai pengganti diri Anda. Bisa juga Anda membelikannya sebuah diary,
agar dia tetap dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya selama Anda
pergi, dan Anda dapat membacanya setelah pulang.
Ketuk-sembunyi. Ini adalah permainan khas anak-anak
yang sebetulnya bisa Anda coba sesekali untuk memberinya kejutan.
Misalnya, Anda pulang dari kantor dan membawakannya seikat bunga dan
menuliskan sebuah catatan disana. Ketuk pintu/tekan bel, lalu
bersembunyilah. Tunggu sampai ia membuka pintu dan menemukan bunga yang
Anda bawa. Lalu, kejutkan ia saat ia membaca pesan Anda.
Seorang teman saya pernah menceritakan sebuah “kisah romantis”
tentang dirinya dan suaminya. Saat suaminya pulang kantor, ia
bersembunyi di balik pintu (bukan menyambutnya di depan). Lalu, saat
suaminya melangkah masuk, ia berseru mengagetkan; “ci luk baa…!”.
Sekilas memang nampak kekanakan. Tapi, Anda boleh-boleh saja mencobanya
sesekali.
Anda bisa mengajak pasangan Anda keluar rumah setelah anak-anak tidur. Jika rumah Anda memiliki balkon, ajaklah ia kesana untuk melihat langit yang penuh bintang. Ajak ia berbicara soal apa saja. Jika kebetulan Anda memiliki pekarangan yang luas, berbaring di rumput oke juga, lho!
Saat musim hujan atau musim dingin, Anda bisa berbagi segelas susu hangat
bersamanya. Sesekali, cobalah memasak dan menghidangkannya special
untuk si dia. Jika perlu, lakukan pelayanan penuh, seperti menyuapinya
sekaligus mencucikan piringnya. Dia pasti akan terkesan dengan Anda.
Peluklah ia dari belakang, dan cium pipinya.
Bisikkan tanda terima kasih Anda serta uangkapkan perasaan cinta Anda
padanya. Jika ia sedang duduk, pijatlah pundaknya perlahan, lalu
rangkullah ia, dan berikan sebuah kecupan di pipi.
Belilah sebuah buku yang menarik, dan menjelang
tidur, bacakanlah sebuah bab atau sebuah halaman untuknya. Jika sempat,
diskusikan dengannya apa yang telah Anda baca tadi.
Ambillah cuti sehari saat ia sedang terbaring sakit.
Anda bisa memasak sesuatu (atau beli) untuknya, dan naik ke tempat
tidur untuk menyuapinya. Katakan padanya, bahwa Anda akan bersamanya
sepanjang hari.
Tawarkan untuk mencuci peralatan masaknya saat ia
telah selesai memasak. Jangan merasa malu, ia justru akan sangat
menghargai usaha Anda untuk membuatnya terbantu. Tawarkan juga untuk
mencuci motor atau mobilnya di saat ia sedang benar-benar sibuk dengan
pekerjaan rumahnya yang menggunung.
Sesekali, cobalah untuk meminjam buku resepnya, dan cobalah sebuah
menu baru. Bagaimanapun hasilnya, ia akan sangat senang dengan kejutan
Anda.
Nah, bagaimana?
Belajar menjadi romantis itu mudah sekali, bukan? Mudah, jika Anda
mau mencobanya. Jangan takut ditertawakan dan buang rasa malu. Toh, dia
adalah suami/istri Anda. Ingat, bahwa Anda belajar menjadi romantis
adalah untuk melanggengkan hubungan Anda dengan pasangan Anda. Dan,
percayalah…dia pasti mengerti dan mau membantu Anda…



Tidak ada komentar:
Posting Komentar