Ilustrasi (Foto: Google)
WASHINGTON - Dalam sebuah penelitian
terhadap 40 kasus, komputer mampu mengidentifikasi pembohong lebih dari
80 persen. Presentase tersebut lebih tinggi ketimbang cara tradisional
dengan melihat gerak-gerik tubuh atau gestur seseorang.
Terinspirasi dari bidang psikologi yang mempelajari wajah manusia untuk mendapatkan petunjuk apabila seseorang mengatakan kebohongan, ilmuwan komputer mencoba mengeksplorasi apakah mesin komputer juga dapat membaca isyarat visual yang memberikan tanda-tanda kebohongan. Demikian dilansir Machineslikeus, Kamis (29/3/2012).
Hasil sejauh ini dinilai menjanjikan. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 40 percakapan yang direkam, sebuah sistem secara otomatis menganalisis pergerakan mata untuk mengindentifikasi apakah subjek wawancara telah berbohong atau berkata jujur. Hasil penelitian itu menunjukkan tingkat keakuratan sebesar 82,5 persen.
Asisten peneliti di Center for Unified Biometric and Sensors (CUBS), Ifeoma Nwogu yang juga mengembangkan sistem komputer itu mengatakan, dengan sistem komputer tersebut, bisa memberikan akurasi yang lebih baik ketimbang ahli interogator. Hasil pengujian mengungkap, ahli interogator yang berpengalaman sekalipun, hanya mendekati keakuratan sebesar 65 persen.
"Apa yang ingin kita tekankan disini adalah, apakah ada perubahan sinyal yang dipancarkan oleh orang-orang ketika mereka berbohong dan bisakah mesin mendeteksinya? jawabannya adalah, ya," ujar Nwogu.
Penelitian ini telah diterbitkan dan disajikan sebagai bagian dari konferensi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) tahun lalu dalam tema Automatic Face and Gesture Recognition. (fmh)
Terinspirasi dari bidang psikologi yang mempelajari wajah manusia untuk mendapatkan petunjuk apabila seseorang mengatakan kebohongan, ilmuwan komputer mencoba mengeksplorasi apakah mesin komputer juga dapat membaca isyarat visual yang memberikan tanda-tanda kebohongan. Demikian dilansir Machineslikeus, Kamis (29/3/2012).
Hasil sejauh ini dinilai menjanjikan. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 40 percakapan yang direkam, sebuah sistem secara otomatis menganalisis pergerakan mata untuk mengindentifikasi apakah subjek wawancara telah berbohong atau berkata jujur. Hasil penelitian itu menunjukkan tingkat keakuratan sebesar 82,5 persen.
Asisten peneliti di Center for Unified Biometric and Sensors (CUBS), Ifeoma Nwogu yang juga mengembangkan sistem komputer itu mengatakan, dengan sistem komputer tersebut, bisa memberikan akurasi yang lebih baik ketimbang ahli interogator. Hasil pengujian mengungkap, ahli interogator yang berpengalaman sekalipun, hanya mendekati keakuratan sebesar 65 persen.
"Apa yang ingin kita tekankan disini adalah, apakah ada perubahan sinyal yang dipancarkan oleh orang-orang ketika mereka berbohong dan bisakah mesin mendeteksinya? jawabannya adalah, ya," ujar Nwogu.
Penelitian ini telah diterbitkan dan disajikan sebagai bagian dari konferensi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) tahun lalu dalam tema Automatic Face and Gesture Recognition. (fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar